Selembar Kabar tentang Kelas Multikultural Angkatan 2016



Saya adalah bagian kecil di balik sebuah komunitas yang ngotot menyelenggarakan pendidikan multikultural melalui SMK Bakti Karya Parigi. Konsep utamanya adalah hadirnya siswa dari berlatar belakang budaya (suku, etnik, agama dan daerah) untuk belajar bersama selama 3 tahun.

Harapannya, siswa dapat melewati pengalaman berdasar prinsip multikulturalisme : Terbuka pada keberagaman, merayakan keberagaman, memberi tempat  dan melindungi keberagaman.

Kami memulai mimpi ini dengan modal sekolah yang baru dialihpengurusan, lalu melibatkan anggota komunitas untuk menjadi guru. Kami lebih enjoy menyebutnya sebagai fasilitator.

Awalnya kami berencana melibatkan setidaknya 25 siswa dari 25 kabupaten/kota berbeda. Harapannya bisa ada pertukaran pengetahuan lokal dari para siswa sekaligus membuat jejaring pengalaman baru.

Rencana kami bergeser. Dari modal kampanye di media sosial dan telpon sana sini, rupanya siswa yang ikut hanya dari 8 kabupaten dari 6 provinsi. Tetapi jumlahnya mencapai 42 siswa. Bahkan yang mengejutkan adalah hadirnya 20 siswa dari Aceh, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Maluku dan NTT.

Latar belakang kedaerahan itu secara otomatis menghadirkan keragaman baru. Ada siswa dari latar belakang agama yang berbeda. Walau sempat terjadi fitnah terkait isu SARA, beruntung kita masih bisa meyakinkan publik bahwa kehadiran siswa tidak berarti menggoyahkan kepercayaan masyarakat dimana sekolah ini dilaksanakan. Pihak pemerintah, pihak keamanan dan para pemangku agama dari level kampung sampai kabupaten turut mendukung.

Program ini memang tidak selalu mulus berjalan. Kami harus memulangkan 1 siswa dan memberhentikan 2 siswa yang belum siap menempuh pembelajaran. Akan tetapi, keterlibatan siswa pada berbagai kegiatan cukup membanggakan. Kami sebagai fasilitator semakin yakin bahwa program ini akan menghasilkan  pengalaman yang berharga kelak.

Tentu saja kami didukung 80 donatur yang secara sukarela menjadi kakak asuh dan menyumbangkan materinya melalui mekanisme online. Kami sengaja membuatnya online agar semua orang dapat dengan mudah mengakses dan semakin mempermudah publik untuk terlibat.

Tak kurang 30 kalangan profesional yang terlibat dalam Kelas Profesi yang kami buka setiap hari Sabtu untuk mengenalkan siswa pada berbagai profesi.

Dengan asrama yang masih belum direhab dan biaya dapur umum yang masih nombok, kami tak akan patah semangat. Tahun ini kami akan tetap membuka pendaftaran untuk peserta angkatan 2017. Targetnya sederhana, hanya menghadirkan 50 siswa dari 50 daerah di Indonesia.



Akan tetapi karena sampai detik ini belum ada pihak yang ingin terlibat menjadi sponsor program, kami terpaksa membebankan tiket perjalanan di luar penjemputan kepada siswa. Kami baru bisa menyubsidi makan minum siswa. Angkatan baru ini cukup membayar biaya makan 10.000.- setiap hari untuk 3 kali makan mereka.

Tetapi siswa angkatan 2016 semuanya tetap dalam jaminan dan seluruhnya digratiskan. Bahkan tiket pesawat mereka (dari luar pulau) menjadi tanggungan lembaga. Kami sangat berterima kasih pada anda yang telah membantu mengganti tiket pesawat dan akomodasi via www.kitabisa.com.

Kali ini, dengan semangat optimis kami akan membuka kembali pendaftaran secara online pada 21 April 2017, tepat di hari Kartini. Semoga semangat menerangi membawa bangsa ini pada masa depan yang harmonis dan gemilang.

Anda - sahabat dan rekan saya - atau yang belum mengenal saya, adalah penentu penting perjuangan memperkenalkan pendidikan multikultur ini. Karena itu, apapun partisipasi anda sangat kami harapkan.

Semoga Tuhan yang maha kuasa menetapkan hati kita dalam tindakan ikhlas berjuang.

Salam,
Ai Nurhidayat

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »