Si Ujang

Ai Nurhidayat
Olèh : Ai Nurhidayat

(Dibacakan pada acara Maulid Nabi Muhammad saw. 9 Jan 2016 di Sukamaju, Desa Cintakarya)

Sambil membuka lembaran buku
Si ujang membaca sebuah cerita
Disimpannya ketapel dan panggal di meja makan di dapur
Di samping sang Ibu yang sibuk menyalakan kayu di lubang hawu

Si ujang membaca....
Dunia gelap saat itu
Tatkala manusia terpuji itu dilahirkan.
Sebagaimana manusia biasa albasar tetapi ia diikuti cahaya
Datang menerangi kemalasan manusia di Mekah sana

Anak itu bernama Muhammad manusia terpuji
Yang berani melawan malas dan segala tindakan buas
Kemudian semua orang memberi shalawat padanya...

Kembali si Ujang membuka lembaran buku
Sambil menggaruk punggung yang disengat nyamuk
Saat ngala suluh di dekat Cilombang

Dibacanya...
Muhammad rasulullah saw bukan mengajarkan menindas
Bukan mengajarkan dengki pada tetangga
Bukan untuk mengajarkan memfitnah, mencuri, membunuh manusia lain

Muhammad rasulullah
Anak Abdullah cucu Abdulmutalib
Memiliki paman yang kafir
Tetapi tak pernah sedikitpun ia membenci orang kafir

Muhammad rasulullah
Dapat memberi teladan
Karena ia tak pernah memaki manusia lain
walaupun ia diludahi, dilempari.

Si Ujang melanjutkan membaca bukunya...
Muhammad rasulullah menyayangi semua manusia
Ia selalu dipercaya al amiin
Ia seorang pemimpin yang mau berkorban untuk kemaslahatan umatnya
Ia seorang pemuka yang tak pernah sombong
Ia pengusaha yang tak pernah berbohong
Ia adalah harapan untuk kecerdasan masyarakatnya
Ia lah guru yang patut diteladani sepanjang jaman.

Si Ujang merenenung lalu menangis.
Ia bacakan puisi tentang nabinya...

(Gus Mus)
Aku Merindukanmu, O, Muhammadku


Aku merindukanmu, o, Muhammadku
Sepanjang jalan kulihat wajah-wajah yang kalah
Menatap mataku yang tak berdaya
Sementara tangan-tangan perkasa
Terus mempermainkan kelemahan
Airmataku pun mengalir mengikuti panjang jalan
Mencari-cari tangan
Lembut-wibawamu


Dari dada-dada tipis papan
Terus kudengar suara serutan
Derita mengiris berkepanjangan
Dan kepongahan tingkah-meningkah
Telingaku pun kutelengkan
Berharap sesekali mendengar
Merdu-menghibur suaramu


Aku merindukanmu, o. Muhammadku


Ribuan tangan gurita keserakahan
Menjulur-julur kesana kemari
Mencari mangsa memakan korban
Melilit bumi meretas harapan
Aku pun dengan sisa-sisa suaraku
Mencoba memanggil-manggilmu


O, Muhammadku, O, Muhammadku!


Dimana-mana sesama saudara
Saling cakar berebut benar
Sambil terus berbuat kesalahan
Qur'an dan sabdamu hanyalah kendaraan
Masing-masing mereka yang berkepentingan
Aku pun meninggalkan mereka
Mencoba mencarimu dalam sepi rinduku


Aku merindukanmu, O, Muhammadku


Sekian banyak Abu jahal Abu Lahab
Menitis ke sekian banyak umatmu


O, Muhammadku - selawat dan salam bagimu -


bagaimana melawan gelombang kebodohan
Dan kecongkaan yang telah tergayakan
Bagaimana memerangi
Umat sendiri? O, Muhammadku


Aku merindukanmu, o, Muhammadku


Aku sungguh merindukanmu

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »