Ruang, tak berarti tanpa waktu. Keduanya beriringan
membentuk momentum yang khas. Manusia yang berada di dalam keduanya dapat
bergerak memanfaatkan momentum itu. Sendiri-sendiri atau bersama. Jika sendiri
lebih leluasa, jika bersama sudah pasti menambah peluang bahagia. Pikiran itu
yang turut membawa lahirnya Komunitas Belajar Sabalad.
Sabalad mulai digagas sejak 2011 silam. Mulai dipikirkan
serius oleh beberapa pegiat di penghujung 2012. Lalu pada awal tahun 2013,
tepatnya tanggal 31 Januari, komunitas yang terdiri dari kalangan muda ini
mendeklarasikan komunitas. Kini, komunitas yang berada di Dusun Cikubang Desa
Cintakarya ini beranjak ke penghujung tahun kedua. Kita semua bahagia.
Pertama, tak sedikit gagasan kolektif mewujud menjadi gerak
bersama. Lalu mewujud karya yang dapat dirasakan paling tidak oleh anggota yang
terlibat di dalamnya. Karena itu, di penghujung tahun ini kita mesti
merencanakan agenda-agenda yang lebih rasional, terukur dan realistis. Sebagai
sebuah tongkrongan yang didasari nilai kreativitas, Sabalad mesti mengubah pola
di tahun ketiga. Tujuannya, semata berharap mendapat lonjakan baru. Perubahan.
Kedua, sejak 2 tahun silam terdapat banyak hal mesti
direfleksikan. Ibarat berkaca di cermin, setiap orang yang nyemplung di dalam
komunitas berhenti sejenak menyaksikan wujud atau eksistensi melalui pantulan
karya. Apakah semua karya yang dihasilkan merupakan buah keinginan atau semata
kekeliruan. Kita tentu berharap momentum refleksi ini membawa kita pada kondisi
yang lebih sadar tentang makna berkomunitas.
Ketiga, semboyan yang kerap didengungkan “mencari ilmu
selamanya, mencari kawan sebanyak-banyaknya” perlu dipertanggungjawabkan
pelaksanaannya. Karena itu perlu kiranya mencari waktu yang pas dan ruang yang
disinggahi para anggota sekaligus masyarakat yang terlibat sebagai sebuah
pengadilan. Jika jargon sebatas jargon, berarti semua anggota kalah dan
bersalah. Jika semboyan mewujud buah-buah karya, berarti harapan kita tahun
sebelumnya tercapai. Kita akan sama-sama bahagia.
Perayaan tahun ketiga ini, mesti kita upayakan menjadi
kombinasi sempurna antara ruang dan waktu. Kita akan menyambutnya lalu
memeriahkannya agar visi dan misi terdengar sempurna.
Akhirnya, kita berharap, semua lapisan warga yang turut
peduli pada gagasan ini dan turut bertanggungjawab untuk membuka ruang kreasi
agar anak muda mendapat ruang kreasi yang lebih terbuka.
Peradaban, tanggungjawab kita bersama.