Sekolah Bermuatan Multikultural Dikembangkan di Pangandaran



PARIGI, (KAPOL).- Semakin tingginya tuntutan hari ini terhadap dunia pendidikan, tidak lagi hanya menjadikan agen perubahan yang mesti dilahirkan dari proses panjang tersebut. Namun, juga kaum terdidik yang mampu berperan sebagai agen perdamaian bagi lingkungannya.
Demikian ditegaskan Ketua Yayasan Darma Bakti Karya Pangandaran, Ai Nurhidayat S.Ikom. Menurut dia, sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya begitu beragam dan majemuk, telah semestinya pembelajaran terkait hal tersebut lebih dipertajam lagi.
“Sejauh ini, kemajemukan, tolerasi, perdamaian, hanya dipelajari sebatas teori dan buku teks saja. Alhasil, penerapannya dalam kehidupan masih belum optimal. Padahal, perbedaan tersebut bukan tidak mungkin dihadirkan di kelas, di sekolah kok. Malah itu sangat mungkin, kiranya ini yang kemudian mendorong kami menciptakan program Kelas Multikultural,” ungkap pria yang juga penggagas program tersebut di SMK Bakti Karya tersebut.
Konsep baru yang tetap berorientasi membawa pendidikan yang menyenangkan ini, kemudian mengkondisikan kemajemukan di lingkungan sekolah. Melalui siswa yang berasal dari latar belakang berbeda, mulai daerah, suku, etnis, agama, hingga status sosial akan begitu bervariasi, tentu diharapkan mampu mengasah tolerasi akan perbedaan tersebut. Selain juga, siswa mendapatkan pengalaman baru. Lebih penting lagi, dengan mengupayakan keterlibatan itu, siswa pun diyakini bakal terbiasa menghadapi segala macam perbedaan dan melahirkan tingginya semangat toleransi.
“Memang ini seyogyanya diterapkan semua sekolah juga, jadi jangan sampai meluluskan siswa hanya sesuai jurusan saja. Tapi harus siswa yang dicetak itu dengan lulus mental keterbukaannya, menghargai perbedaan, cinta damai,” ujar Ai.
Pihaknya menargetkan ada 25 perwakilan dari 25 kabupaten/kota sepenjuru Tanah Air, untuk program Kelas Multikultural yang baru diterapkan tahun akademik 2016/2017 ini. “Yang jelas, model pembelajaran ini mengacu pada standar kurikulum nasional dan muatan Multikulturalisme yang dikembangkan pihak sekolah dibantu oleh lembaga-lembaga universitas dan NGO,” tambah dia.
Setidaknya, ada lima konsep utama dalam program utama sekolah yang telah berdiri sejak tahun 2011 ini, yakni tolerasi, perdamaian, kelas aktif, terkoneksi, dan kaya budaya. Pihaknya juga telah menyiapkan materi tambahan terkait ekologi, demi semakin menyempurnakan proses pembelajaran yang disampaikan oleh guru-guru muda, profesional, dan berkualitas tersebut.
“Kami percaya kepribadian bangsa itu ada dan terletak pada kebudayaan, sehingga pemahan terkait multikulturalisme ini mesti direngkuh para siswa. Kelak ini bisa menjadi bekal bagi mereka untuk menjadi modal perkawanan lintas daerah dan lintas negara,” ujar dia. (Astri Puspitasari)***

Sumber: https://kabarpriangan.co.id/sekolah-bermuatan-multikultural-dikembangkan-di-pangandaran/

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »