Salah Paham

Salah Paham
(pernah dimuat pada harian Kabar Priangan)

Manusia mau tidak mau harus berkomunikasi sepanjang hidupnya. Dengan berkomunikasi, manusia bisa tetap bertahan dari kepunahan. Komunikasi dapat memudahkan manusia mengutarakan maksud sekaligus menangkap makna dari bermacam pesan. Akan tetapi, komunikasi selalu menyisihkan kekeliruan terutama pada prosesnya. Selalu saja terbuka kemungkinan miscommunication dan misunderstanding. Kedua istilah itu memiliki persamaan dan perbedaan.

Miscommunication adalah kondisi keterputusan pesan dari seorang komunikator kepada seorang komunikan atau penerima pesan. istilah ini sangat teknis, misalnya karena pesan tidak tersampaikan secara utuh baik dari segi bahasa, maupun dari segi penulisan. Terdapat "noise" atau gangguan bisa menjadi faktor utamanya.

Sementara itu, istilah misunderstanding adalah kondisi kekeliruan menangkap makna dari pesan yang disampaikan. Istilah ini lebih menunjuk pada kesalahan pemahaman terlepas pesan yang disampaikan tetap utuh.
Persamaan keduanya adalah sama-sama dapat mengganggu proses komunikasi. Bedanya, istilah pertama lebih kepada gangguan pada instrumen bahasa, istilah kedua lebih pada instrumen makna.

Sepanjang manusia hidup dengan beragam cara berkomunikasi, tentulah tidak bisa terlepas dari kesalahan dalam menangkap pesan. Banyak pesan terbuang sia-sia hanya karena tak dapat ditangkap dan dipahami maknanya. belum pernah ada yang menghitung berapa besar kerugiannya, akan tetapi jelas karena kekeliruan itu, bisa terjadi banyak tragedi yang tak perlu.

Pasti banyak pasangan yang putus hubungan atau bercerai karenanya. Pasti banyak pelajar yang kesulitan dalam belajar dan dalam ujian sekolahnya. Pasti banyak peperangan terjadi sejak mulai perang antar pribadi hingga antar sekutu. Pasti ada pertumpahan darah, penodaan nilai kemanusiaan, dan tak jarang membinasakan kelompok lain karena salah paham pada kawannya, saudaranya, pemimpinnya, bahkan salah paham pada pesan-pesan Tuhan.

Kejadian beberapa tahun yang lalu di Ciamis, ketika warga Ahmadiyah dilarang menghentikan aktivitas dakwahnya adalah contoh kecil. Bisa jadi karena mereka mengalami miscommunication dalam menyebarkan ajarannya, atau karena misunderstood dari para mengusirnya. keduanya bisa saja mengalami kekeliruan. Yang jelas, kasus seperti itu menunjukan bahwa kita memang rawan salah paham.

Pelatihan Literasi Media

Pelatihan Literasi Media

"Muda melek media"

Mahasiswa Media Studies, program studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina bekerjasama dengan komunitas Baju Kopral akan mengadakan event menarik "Pelatihan Literasi Media" untuk pelajar dari 30 SMA/SMK/MA sederajat di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Acara ini bertujuan untuk menambah wawasan dan sudut pandang dalam menyikapi keberadaan media khususnya untuk kalangan pelajar.

Selain melibatkan pemandu profesional dan kalangan akademisi, acara ini acara ini juga melibatkan partisipasi pelajar melalui pengembangan jejaring komunitas untuk menjaga kontinuitas program melek media.

Agar dapat dengan mudah diakses, acara ini diadakan di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Waktu pelatihan seperti yang tercantum di bawah ini.

(event ini diinisiasi oleh Erni, Adhis, Sari)