Keroke Night (karokean sambil kerokan)

Keroke Night (karokean sambil kerokan)
Keroke Night (karokean sambil kerokan) adalah acara santai yang diselenggarakan di Kamar 33B 02 yang akan dimeriahkan oleh tuan rumah Ai Nurhidayat. Selanjutnya Keroke night bakal diakhiri dengan tidur bareng di depan bioskop 33B.

Alamat : Jl Mampang Prapatan XIV no 33B Mampang Jaksel
Waktu : 22 April 2011 pukul 20.00 WIB

Ai Nurhidayat

Lahir untuk perdamaian. Tumbuh untuk keterbukaan.

Ai Nurhidayat Mars, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Lahir di Ciamis pada 22 Juli 1989 langsung diasuh oleh kedua orang tua di Sidahurip. Setelah berusia 4 tahun, pindah ke Cikubang Desa Citakarya Kecamatan Parigi. Dulu, daerah ini masih bagian dari Kabupaten Ciamis. Kini menjadi Kabupaten Pangandaran sejak 2012 lalu.

Sekolah Dasar Negeri Cintaratu (kini SDN Cintakarya I) merupakan tempat belajar Ai hingga lulus. Sepanjang sekolah SD, selalu mendapat rangking pertama. Kecuali pada saat kelas 4 dimana pernah beberapa hari tidak masuk karena terjatuh dari pohon dan melakukan beberapa pelanggaran di sekolah.

Setelah lulus SD, Ai melanjutkan studi ke Madrasah Tsanawiyah Darussalam Ciamis. Belajar bersama 19 orang teman di Program Khusus angkatan pertama. Belajar menggeluti teater, ilmu bela diri dan metode quantum learning sejak di sekolah ini. Terakhir, sempat menjadi pemain basket dan mengulik tulisan tangan hingga akhirnya terbiasa menulis artikel.

Menyandang rangking 2 di kelas, Ai Lulus pada tahun 2004 kemudian memutuskan melanjutkan sekolah di almamater yang sama. Memilih untuk masuk menjadi siswa SMA Plus Darussalam Ciamis.

Menjabat Ketua OSIS pertama di SMA selama setahun membuat Ai aktif di komunitas Baju Kopral (baroedak jurnalis koran priangan lho) sebagai ketua. Merangkap dua jabatan itu, di pesantren juga terpilih sebagai pengurus bidang Pendidikan Pengajaran dan Latihan. Kenangan terbesar adalah menjadi pemimpin redaksi buletin Plus, buletin buatan pelajar yang sempat dijual di 7 sekolah di Ciamis.

Lulus pada tahun 2007, melanjutkan studi ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil konsentrasi jurnalistik. Sebagai mahasiswa komunikasi, aktif pula merancang The Voice of Journalist dan terlibat di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM). Menyatakan tidak aktif di LPM karena kecewa dengan sistem pengelolaan unit kegiatan mahasiswa itu, pada tahun 2008 membuat buletin The Ruwet Institute sebagai bentuk protes. Buletin mini ukuran setengah HVS itu disebar di gerbang kampus hingga terbit cetak beberapa kali dengan modal saku sendiri.

Masih di UIN Jakarta, aktif di Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat dan sempat mengikuti training Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia. Akan tetapi memilih aktif pada Lingkar Studi Aksi Demokrasi Indonesia (LS-ADI). Pengalaman berorganisasi ini mengantarkan pada momentum penting sebagai bagian dari Gerak Lawan, sebuah aliansi yang menolak dengan keras UNFCCC di Bali.

Di luar waktu kuliah, sering kembali ke Ciamis dan Tasikmalaya untuk mengembangkan komunitas Baju Kopral dan menggelar berbagai training. Selain itu, bersama anggota yang lebih muda di Baju Kopral membuat acara rutin Sunday Class di Alun-alun Ciamis. Acara itu menjadi agenda rutin komunitas.

Setelah berkiprah di komuitas dan menulis artikel serta berita yang kerap dimuat di media cetak dan blog, Ai juga mulai melahap buku-buku sastra, filsafat dan budaya. Pada pertengahan 2008 pernah tinggal di Forum Lingkar Pena sebagai penunggu perpustakaan yang hampir bangkrut. Di tempat itu, Ai mulai berkenalan dengan Pramudya Ananta Toer, Nurcholish Madjid dan buku-buku yang menurut sebagian mahasiswa itu berkategori berat. Ai juga melalap habis Dibawah Bendera Revolusi karya Soekarno, Madilog karya Tan Malaka, Demokrasi Kita karya Hatta, Perjuangan Kita karya Sjahrir dan beberapa puku "merah".

Selepas setahun menempuh studi, Ai memutuskan untuk mendaftar di Universitas Paramadina. Diterima sebagai mahasiswa Fellowship angkatan pertama bersama 68 kawan lain, pada pertengahan 2008 memutuskan untuk hijrah dan membiarkan status kemahasiswaan sebelumnya. Belajar peminatan Kajin Media (Media Studies) pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Falsafah dan Peradaban. Pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa pada semester 3 dan menjadi Sekretaris Jenderal Serikat Mahasiswa (pertama) pada semester 4.

Selain menekuni media dan aktif dalam organisasi, sempat pada semester yang sama menjadi Koordinator Liberal Arts pada unit kegiatan mahasiswa bernama Kafha; Laboratory for Humanity and Culture. melalui UKM ini, kerap belajar terkait pemikiran, teater dan dokumeter budaya.

Di penghujung perkuliahan, sempat internship merangkap penelitian tentang lembaga penyiaran publik di Radio e Televisao de Timor Leste sebagai asisten manager program televisi. setelah mengantongi rekor internship di luar negeri dengan nilai portofolio A sempurna, lalu melanjutkan riset terkait LPP TVRI. Sempat bolak-balik selama 2 bulan ke studio TVRI pusat dan menulis laporan skripsi hingga tuntas. Ai dinyatakan lulus pada September 2012 dan menunda wisuda hingga tahun berikutnya.

Sebelum wisuda, kembali ke kampung halama dan membidani Forum Komunikasi Mahasiswa Kabupaten Pangandaran (FKMKP) dan mengembangkan Komunitas Belajar Sabalad. Sambil bergiat di komunitas, Ai aktif pada Organisasi Non- Pemerintah dan mendampingi beberapa kelompok tani di Pangandaran. Kegiatan lainnya, mendampingi permohonan Judicial Review atas beberapa Undang-undang yang berkaitan dengan Petani.

Sejak Januari 2016, menjadi Ketua Yayasan Darma Bakti Karya. Yayasan ini mengelola Sekolah Menengah Kejuruan Bakti Karya Parigi. Pada tahun yang sama, sekolah ini menjalankan program Kelas Multikultural.

Di samping itu membuat production house lokal bernama Pilem Plus Production. Hingga saat ini tetap aktif mengampanyekan literasi media ke sekolah-sekolah dan terus membuat ha-hal yang bersumber dari gagasan.